Sunday, March 11, 2012

Prelude to Genpei War

Minamoto no YoritomoMinamoto no Yoritomo by Eiji Yoshikawa
My rating: 3 of 5 stars


Seperti biasa, kalau membaca novel Jepang setelah membaca kisah versi manga, ada beberapa hal yang sulit dihindari: membandingkan jalan cerita dan membayangkan tampang karakter seperti yang ada dalam manga, sama halnya dengan membaca novel setelah menonton versi live-actionnya lebih dulu. Sebenarnya kalau baca novel, seharusnya lebih baik membayangkan Hideaki Takizawa sebagai Minamoto no Yoshitsune, daripada manga-chara versi Hirofumi Sawada.




                    Mari kita bandingkan kedua gambar di atas...
 

Ya, kan? Tapi sayangnya, aku belum pernah nonton Taiga NHK Tahun 2010 yang dibintangi Hidetaki itu, jadi apa boleh buat, yang terbayang di benak saat membaca novel ini hanya chara design-nya Sawada-sensei.


Lho, novel ini kan berjudul Minamoto no YORITOMO, kenapa malah ngomongin Yoshitsune terus sih?

Duh, apa boleh buat, karena tokoh Yoshitsune, seperti yang disebut Jeng Wiki: considered one of the greatest and the most popular warriors of his era, and one of the most famous samurai fighters in the history of Japan, sehingga tokoh ini lebih populer dalam literatur dan drama Jepang, sebagai tokoh utama... Bahkan boleh dibilang, separuh isi novel ini malah menceritakan tentang Ushiwaka/Shanaou/Yoshitsune yang dibuang ke Gunung Kurama, dan sama sekali tidak menceritakan tentang kehidupan Yoritomo sejak dibuang ke Izu pada usia 13 tahun sampai muncul kembali setelah usia 29 tahun. Mungkin masa-masa 16 tahun pembuangan Yoritomo memang kurang menarik untuk diceritakan, sehingga lebih baik diisi cerita tentang saudara tirinya? Lagipula, bagian ketiga literatur klasik Jepang Heike Monogatari memang menempatkan Yoshitsune sebagai tokoh utama.

Oke, kembali ke novel. Pertama-tama... syukurlah nama-nama karakter di novel ini tidak diganti suka-suka seperti dalam novel terjemahan The Heike Story, yang kekeuh sumeukeuh mengganti nama keluarga Taira menjadi Heike dan Minamoto menjadi Genji (biar cocok sama judulnya, gitu?). Jadi, aku lebih nyaman membacanya dan tidak setiap kali menggerutu kalau membaca nama karakternya ;P

Kisah bermula tepat setelah klan Genji kalah dari klan Heike dalam Perang Heiji. Akibatnya, Minamoto Yoshitomo dan dua anak tertuanya, Yoshihira dan Tomonaga tewas. (Saat itu usia Yoshitomo adalah 37 tahun, Yoshihira 19 tahun, dan Tomonaga 16 tahun. Untuk ukuran sekarang, yang terpikirkan hanya waduh, masih muda banget! Apalagi kalau dibandingkan dengan para pemimpin negara di dunia saat ini...).

Seharusnya, untuk menumpas ancaman di masa depan atau istilahnya membersihkan rumput sampai ke akar-akarnya, Taira no Kiyomori menghabisi seluruh keturunan Yoshitomo. Tapi karena belas kasihan (yang tidak pada tempatnya, menurut anggota klan Heike lainnya), Kiyomori hanya memberikan hukuman buang pada anak-anak Yoshitomo yang tersisa, Yoritomo yang masih berusia 13 tahun, dan ketiga anak Tokiwa Gozen, salah satunya adalah Ushiwaka yang kelak bernama Yoshitsune. Keputusan yang sangat fatal, karena kelak anak-anak inilah yang akan meruntuhkan kekuasaan klan Heike.

Selanjutnya, dikisahkan bagaimana Ushiwaka yang dibuang ke Gunung Kurama untuk menjadi biksu, diam-diam malah mendapat pendidikan militer dan beladiri dari sisa pengikut ayahnya, yang saking tinggi kepandaiannya, dikira sebagai tengu oleh penduduk setempat. Belakangan para tengu ini ditumpas oleh pasukan Heike, sehingga akhirnya Ushiwaka melarikan diri dari Kurama tepat sebelum ditasbihkan sebagai biksu di ulang tahunnya yang ke-16, dengan bantuan Kichiji si pedagang keliling.

Sementara itu, kehidupan Yoritomo di Izu begitu adem-ayem sampai usianya yang ke-29, sampai-sampai mungkin klan Heike sudah melupakan bahwa dia ada. Bukan berarti selama itu Yoritomo hidup bagaikan biksu, karena ada saja wanita yang menjalin hubungan dengannya. Malah suatu waktu hubungannya dengan putri Itou Sukechika sampai menghasilkan anak, namun karena ia hanya orang buangan dan takut mendapat masalah dari klan Heike, Sukechika membunuh cucu haramnya itu dengan menenggelamkannya ke sungai.

Tapi karena ada saja kalangan yang tidak menyukai pemerintahan klan Heike, bergabunglah pihak-pihak yang diam-diam menyusun kekuatan untuk menentangnya, dan merencanakan bahwa Minamoto no Yoritomo yang akan menjadi titik pusatnya, karena siapa lagi yang pantas menghadapi klan Heike kalau bukan keturunan langsung Minamoto no Yoshitomo?

Sialnya, setelah membeli buku ini, baru tahu bahwa ini adalah buku pertama dari dwilogi. Waduh... harus nunggu berapa lama sebelum sampai ke Genpei War dong?

View all my reviews

No comments:

Post a Comment