Tuesday, April 10, 2012

Animal-Based Management

Animal-Based Management: Rahasia Merek-Merek Raksasa BerjayaAnimal-Based Management: Rahasia Merek-Merek Raksasa Berjaya by Satrio Wahono
My rating: 3 of 5 stars


Alam berkembang jadi guru. Dunia mengandung banyak pelajaran bagi mereka yang mau mengambil jeda sejenak dan membuka mata untuk mencerap hikmah-hikmah dari alam. Hewan adalah salah satu suhu kehidupan terbaik yang mampu memberikan kebijaksanaan atau wisdom berharga. Filsafat hewan adalah survival of the fittest, filsafat hewan adalah cara menemukan kebijaksanaan yang tepat untuk bertahan hidup.

Di sisi lain, manajemen sebagai disiplin ilmu juga mendapati betapa pentingnya kebijaksanaan atau wisdom. Manajemen adalah upaya meraih kebijaksanaan, yaitu ikhtiar mencari pengetahuan yang harus berdaya guna untuk memecahkan masalah konkret sehari-hari.

Ada 20 jenis filsafat hewan yang dibahas dalam buku ini, dari Penguin sampai Singa, tapi aku akan mengutip dua hewan saja, yang khususnya memberikan contoh manajemen Apple Inc.


TIKUS

Tikus biasanya dianggap binatang yang menjijikkan dan memuakkan. Menggali tanah, mengaduk sampah, identik dengan kekotoran dan kekumuhan. Pokoknya, dianggap hewan pengganggu yang harus dijauhi atau dienyahkan. Tapi ternyata, dalam budaya Cina, misalnya, tikus dihargai demikian tinggi. Tikus dianggap binatang terhormat, berani, mau berusaha, cerdik, licin, dan dapat menjaga diri serta orang lain. Dia juga mampu memecahkan masalah dalam kondisi terpojok. Selain itu, tikus tak akan berhenti mengejar keinginan atau dengan kata lain, pantang menyerah. Sifat tikus yang tidak mengenal henti dalam ikhtiar diapresiasi dalam buku Who Moved My Cheese karya Spencer Johnson MD. Untuk terus bertahan, tikus harus menyadari bahwa perubahan tak terelakkan dan yang ia bisa lakukan hanyalah mengantisipasi serta segera bertindak untuk mengubah situasi.

Contoh dari kesaktian karakter tikus yang seperti ini dalam dunia bisnis adalah kisah almarhum Steve Jobs, mantan CEO Apple. Populer dengan resep 3 i-nya, innovate, innovate and innovate, Jobs selalu bergerak mendahului perubahan dan acap dengan cara yang sedikit licin. Falsafah lain Steve Jobs adalah "good artist copy, great artist steal", atau "seniman baik meniru, seniman hebat mencuri". Apple adalah perusahaan digital pertama yang melakukan terobosan penggunaan mouse dan graphic interface. Hebatnya, terobosan ini bukan berasal dari Steve Jobs atau pendiri Apple lainnya, Steve Wozniak. Apple membajaknya dari Xerox, yang menganggap ide mouse itu tolol dan menggelikan sehingga menyerahkannya begitu saja dengan murah kepada Apple. Apa yang Xerox anggap aneh malah dipandang Jobs sebagai temuan visioner yang akan mengubah dunia. Apple pun menjadi salah satu perusahaan komputer besar dunia.

Kesan sekilas tikus sebagai binatang pengerat yang kotor tidak menghalangi tikus memberikan pelajaran yang berharga bahwa perubahan adalah hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Alih-alih merutuki perubahan, kita sebaiknya mengambil hikmah dari tikus untuk terus bersiap diri mengantisipasi, menikmati dan beraksi menghadapi perubahan supaya tidak digilas oleh perubahan itu sendiri. Demikin kearifan yang diwariskan tikus kepada kita.


MERAK

Banyak orang yang menganggap merak sebagai hewan sombong yang gila hormat. Bisa jadi itu karena kelakuan merak yang suka membentangkan ekornya yang memang indah. Binatang suka pamer, pendeknya. Padahal bisa saja tingkahnya itu punya arti lain, alih-alih sombong perilaku merak itu menandakan rasa percaya diri merak pada ekornya, yang tentunya diharapkan dapat mewakili citra positif secara keseluruhan.

Dalam manajemen, terdapat konsep yang mirip dengan merak, yang disebut halo effect, yaitu fenomena yang mempengaruhi perilaku dan persepsi konsumen terhadap merek tertentu, di mana satu aspek positif sebuah merek dianggap mewakili sifat positif merek secara keseluruhan.

Berkaca pada Apple, pada tahun 2005 penjualan Apple melonjak 68% dari tahun sebelumya, laba meroket 384% dan harga saham 177%. Keberhasilan iPod-lah yang disinyalir mendongkrak prestasi Apple, meskipun faktanya di tahun yang sama iPod dan iTunes hanya berkontribusi 39% dari penjualan Apple. Ini karena sepanjang tahun 2005 Apple gencar mengiklankan iPod melalui televisi, media cetak, dan billboard. Merek iPod menjadi dominan sampai-sampai menguasai 73,9% pasar musik digital. Sebenarnya, dukungan pemasaran bagi lini produk komputer Apple nyaris tidak ada, tapi prestasi dan iklan iPod yang begitu impresif berhasil menciptakan halo effect yang mengangkat keseluruhan produk Apple, termasuk komputer Macintosh.

Manusia dengan akalnya selama ini menganggap hewan hanya sebagai ciptaan sekunder Tuhan yang tersedia begitu saja untuk keperluan konsumsi, transportasi, perdagangan dan aneka ragam keperluan manusia lainnya. Padahal hewan-hewan ternyata mampu memberikan hikmah yang luar biasa bahkan selaras dengan manajemen kontemporer. Hewan justru memiliki banyak karakter positif yang mampu diadopsi manusia untuk meraih kehidupan yang lebih berkualitas dan bermakna.

P.S. Ini bukan review, cuma rangkuman semata.

View all my reviews

No comments:

Post a Comment