Friday, August 29, 2014

Tanaman Monster

Tanaman Monster (Weird and Wicked Series, #1)Tanaman Monster by Ernita Dietjeria
My rating: 3 of 5 stars

Judul : Tanaman Monster
Penulis : Ernita Dietjeria
Penerbit : Kiddo, imprint Kepustakaan Populer Gramedia
Pertama kali terbit : Juni, 2014
Halaman : 104 halaman.

Ketika melihat buku pertama dari Weird & Wicked Series ini di display toko buku, kupikir ilustrasi sampul depannya terasa menyeramkan untuk buku cerita anak-anak. Lalu aku membaca sinopsis di sampul belakangnya: 

Tonit bangga sekali saat menemukan tanaman berkantung di hutan. Apalagi saat tahu tanaman  itu tanaman pemakan daging langka yang bisa dijual dengan harga mahal.

Tonit sudah membayangkan bisa memberikan uang hasil penjualan tanaman itu kepada ibunya. "Supaya Ibu tidak usah lelah bekerja lagi," pikir Tonit yang kasihan melihat ibunya harus bekerja keras sejak ayahnya meninggal dunia.

Akan tetapi, tanaman itu mulai tak puas dengan serangga-serangga yang ia berikan sebagai makanannya. Lalu, kucing kakaknya menghilang meninggalkan tetesan darah di dekat pot dan tanaman itu menjadi besaaar dan meraaaaah!! Tonit mulai merasa cemas...

Baru membaca sinopsis bukunya saja, aku langsung mencap serial ini sebagai Goosebumps versi Indonesia. Dan setelah membeli dan membaca bukunya, tuduhanku terbukti benar adanya.

Ciri-cirinya jelas. Pertama, tokoh utamanya masih anak-anak. Kedua, ceritanya dibangun dengan aroma misteri dan horor. Ketiga, twist ending yang menggantung dan mengejutkan.

Tonit mendapat tugas sekolah untuk membawa dan mempresentasikan tanaman unik di kelas, dan tanpa sengaja menemukan tanaman kantong semar atau kantong monyet di hutan. Tanaman ini merupakan tanaman karnivora yang umumnya mengkonsumsi serangga, tapi bisa juga hewan kecil seperti katak, kadal, bahkan tikus. Beginilah penampakannya:


Dalam presentasi di depan kelas, rupa-rupanya tanaman pilihan Tonit memang yang paling unik, mengingat anak lain membawa tanaman yang lumayan umum, seperti cabe rawit atau kaktus. Tapi jangan salah, di sinilah penulis menyelipkan pelajaran ilmu pengetahuan alam bagi pembaca, karena tanaman lain pun mendapat kesempatan untuk dijelaskan dalam beberapa paragraf.

Selesai presentasi, Tonit tetap memelihara si kantong monyet dengan tujuan menjualnya dengan harga tinggi suatu saat nanti. Dan cerita seram pun dibuka sedikit demi sedikit. Dalam usahanya memelihara kantong monyet itu, Tonit diganggu oleh kakaknya Tania dan kucing kesayangan sang kakak, Hercules. Tania bahkan pernah tega menuangkan soda ke dalam kantong si tanaman, dan membuat tanaman itu layu. Tapi... ada tapinya, si kantong monyet bisa mendadak sembuh dan segar setelah tanpa sengaja mendapatkan beberapa tetes darah Hercules!

Demi kesehatan dan kesegaran tanaman peliharaannya, Tonit rela menyisihkan daging lauk makannya, sampai kelaparan segala. Tapi ketika Hercules hilang dan si kantong monyet bertambah besar dan merah, horor pun dimulai...

Pertanyaannya adalah: 
- Apakah Tonit berhasil menjual si kantong semar dengan harga mahal? 
- Apakah si kantong semar yang semakin besar dan lapar akhirnya mengincar mangsa yang lebih besar... tuannya sendiri, misalnya? 
- Apakah kerakusan tanaman bisa menular pada manusia?

Bacaan ringan yang cukup menghibur. Ceritanya sederhana, pendek, dan bisa dibaca sekali duduk waktu sarapan pagi sebelum berangkat ke kantor. Persisnya ini yang kulakukan, dengan catatan sarapannya cuma secangkir kopi instan.

Oh iya, buku ini kubeli, kubaca, dan kureview dalam rangka berpartisipasi dalam event posting bareng BBI tema Buku Baru Indonesia 2014.



No comments:

Post a Comment