Sunday, October 19, 2014

Naked Heat

Naked HeatNaked Heat by Richard Castle
My rating: 4 of 5 stars

Apabila review atas buku pertama serial Nikki Heat -- Heat Wave -- kubuat sebagai love letter seorang penggemar fanatik yang rada psycho terhadap penulisnya, kali ini review atas buku lanjutannya kutulis sebagai pembaca buku biasa.

Di luar bias sebagai penggemar serial TV Castle, harus kuakui bahwa buku kedua ini jauh lebih baik dan menarik dibandingkan buku pertamanya. Minimal, lebih mencerminkan bahwa buku ini memang ditulis oleh seorang penulis misteri bestseller. Mungkinkah ada pergantian ghostwriter? Well, kita tak akan pernah tahu.

Kisah dibuka dengan pembunuhan seorang kolumnis gosip yang terkenal sadis, Cassidy Towne. Kasus itu mempertemukan kembali Nikki Heat cs dengan Jameson Rook yang sudah putus komunikasi selama beberapa bulan setelah penerbitan cover-story spesial tentang Nikki di majalah. Kebetulan, Rook sedang membayangi kegiatan Towne sehari-hari untuk artikel berikutnya. Dan kisah pun bergulir dengan pertama-tama menyelidiki siapa saja yang memiliki motivasi untuk membunuh sang dewi gosip. Hah! Tentu saja... banyak sekali. Tapi di situlah asyiknya, kisah whodunnit yang melibatkan para selebriti. Dari mantan anggota kongres, penyanyi rock, sampai atlet bisbol. Dan seperti biasa, korban pembunuhan tidak cukup hanya satu!

Sebagai pembaca yang juga memantau sisi lain aktivitas Richard Castle sebagai konsultan NYPD, menjadi keasyikan tersendiri untuk menebak-nebak episode mana saja yang menjadi "inspirasi" dalam penulisan cerita kali ini. Misalnya waktu jenazah korban dirampok oleh tiga orang bertopeng langsung dari meat wagon Medical ExaminerAtau waktu tokoh utama dibelenggu ke kursi dengan lakban, yang membuat kita otomatis teringat bagaimana Castle melakukan riset pribadi tentang cara meloloskan diri dari kondisi yang sama. Banyak sekali easter eggs di sini!

Sisi lain Jameson Rook juga terungkap di sini. Dalam rangka menambah pundi-pundi uangnya, ia bukan cuma seorang jurnalis, tapi juga seorang penulis novel. Bukan novel misteri, melainkan novel... historical romance! Pakai nama samaran perempuan pula! Well, mengingat Richard Castle cuma merilis novel Nikki Heat setahun sekali, mungkinkah ia juga menulis novel roman dengan nama samaran? Siapa tahu? Tapi tentu saja kita harus memperhitungkan kesibukan Castle sebagai konsultan tim detektif pembunuhan di NYPD, yang seringkali dijadikannya alasan untuk menunda-nunda penulisan bukunya.

Sebagai tambahan, novel ini juga menunjukkan sisi geek Richard Castle sebagai penggemar serial TV Firefly-nya Joss Whedon, dengan menyelipkan nama karakter yang diperankan oleh Nathan Fillion (yeah, right!) sebagai nama karakter dua orang detektif yang jadi cameo di Bab Sembilan: Detektif Malcolm dan Detektif Reynolds.

Terakhir, sama seperti di buku Nikki Heat sebelumnya, membaca bagian Acknowledgements di akhir buku bisa menjadi hiburan tersendiri. Richard Castle berterima kasih pada para polisi di Precinct 12 NYPD, dari Kate Beckett, Javier Esposito, Kevin Ryan, dan Captain Montgomery, serta Lanie Parish dan stafnya di NY Chief of Medical Examiner. Tapi selain itu, ia juga berterima kasih pada Nathan, Stana, Seamus, Jon, Ruben, Molly, Susan dan Tamala, yang meskipun tidak menyebutkan siapa sebenarnya mereka, tapi tentu saja kita tahu! Richard Castle juga berterima kasih pada penerbit/mantan istrinya, Gina Cowell, yang kukutip di sini "staying on top of me through the final stages of writing", yang kita juga tahu bahwa kutipan itu bukan sekedar kiasan...

Oke, sebagai penutup, kupasang tips grammar bagian kedua dari Richard Castle:




View all my reviews

No comments:

Post a Comment