Thursday, November 27, 2014

The Story of Mankind

Dalam rangka berpartisipasi dalam event BBI pada bulan November ini yaitu:
Tema Newbery Book List
aku mengintip daftar buku Newbery di Wikipedia. Ternyata aku sudah punya beberapa, sudah kubaca tapi belum pernah kureview, tapi bukunya sudah tidak ada di Jakarta. Ya sudahlah, setelah dipikir-pikir lebih baik kalau aku membaca buku Newbery yang belum pernah kubaca. Selanjutnya, seperti biasa kalau kepepet dalam mencari kandidat, aku terpaksa menggunakan the last resort: mengunduh mencari bukunya di dunia maya. Setelah membaca Flora and Ulysses: The Illuminated Adventure-nya Kate DiCamillo dan Doll Bones-nya Holly Black, akhirnya aku malah memilih buku ini :
1922 Newbery Medal Winner
Mengapa aku memilih buku ini untuk kukomentari?
1. Buku ini adalah buku anak-anak pertama yang memenangkan John Newbery Medal;
2. Buku ini ternyata buku nonfiksi/sejarah untuk anak-anak;
3. Kemungkinan sebagian besar teman-teman BBI memilih untuk mereview buku-buku Newbery kontemporer. Sekedar untuk menambah variasi XD; dan tentu saja
4. Buku ini membuatku gatal kepingin mengomentari.

Apa yang menarik dari buku ini?
Buku ini adalah buku sejarah. Period. Tapi gaya penulisan, penuturan, dan bahasa yang digunakan lebih sederhana dan awam, sehingga diharapkan target pembaca buku ini, anak-anak tentu saja, lebih tertarik membacanya.

Penulis buku ini, Hendrik Willem van Loon, adalah sejarawan dan jurnalis Amerika (berdarah Belanda, dan lahir serta dibesarkan di Belanda). Namun selain menulis, ia juga membuat ratusan ilustrasi pendukung seperti ini:



Aku bisa membayangkan Meneer Van Loon sebagai guru sejarah yang berdiri di depan kelas, menjelaskan sejarah peradaban manusia sambil menggambar di papan tulis. Gambarnya tidak mesti bagus-bagus amat, yang penting murid-murid bisa tertarik, dan tidak ketiduran di tengah pelajaran atau kabur keluar kelas.

Buku ini berusaha menyampaikan sejarah secara kronologis (meskipun kadang-kadang melompat ke belakang dan ke depan), dimulai sejak bumi masih berupa bola yang amat panas, yang kemudian dihuni makhluk-makhluk pertama di lautan, di daratan, hingga akhirnya muncul manusia. Jelas karena terbit setelah era Darwin, teori asal-usul manusia yang disampaikan Van Loon adalah teori evolusi, bukan sebagai makhluk surga yang terbuang ke bumi.

Setelah menggambarkan perkembangan manusia zaman prasejarah, Van Loon menuturkan perkembangan sejarah di Mesir, Mesopotamia, Sumeria, Yunani, Romawi, dan terus berlanjut sampai sejarah Eropa di masa zaman pertengahan sampai zaman revolusi industri. Tidak lupa ia mencantumkan juga sejarah beberapa nabi (dan agama) seperti Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad, Buddha, termasuk Confusius dan Lao-tse.

Apa yang tidak kusukai dari buku ini
1. Judul buku
Ketimbang disebut The Story of Mankind, mungkin lebih baik bila disebut sebagai The History of Western Civilization. Atau mungkin kalau mau lebih tepatnya lagi The Story of Mankind as I Know It.

Mengapa? Karena Van Loon hanya menceritakan peradaban manusia dari satu segi, perspektif barat, Eropa dan sekitarnya, tanpa sedikit pun mencantumkan peradaban-peradaban besar lainnya yang sebenarnya hadir pada kurun waktu yang sama: peradaban di Cina, India, Amerika, atau peradaban Islam.

Aku tidak tahu alasan Van Loon tidak mencantumkan peradaban lainnya. Kalau mau berpikir positif, anggaplah sejarah yang ditekuninya memang berfokus pada riwayat peradaban barat, sehingga ia tidak tahu atau hanya tahu sedikit tentang peradaban lainnya. Kalau mau berpikir negatif, mungkin saja Van Loon sebenarnya mengetahui peradaban dunia lainnya, tapi cenderung tidak mengindahkannya dalam penulisan buku ini. Apalagi literatur sejarah barat saja sudah segambreng banyaknya, kalau harus ditambah peradaban lainnya, bisa-bisa bukunya jadi setebal bantal dan tidak menarik bagi anak-anak.

2. Opini pribadi Van Loon
Memang sih, namanya sejarah, bukan ilmu pasti. Siapapun pasti punya interpretasi dan opini sendiri tentang apa yang dipelajarinya. Sama halnya dengan aku yang punya opini sendiri tentang buku ini, yang mungkin berbeda dengan opini pembaca lain :)

Masih sejalan dengan "tidak mencantumkan peradaban lainnya", menurut pendapatku Van Loon cenderung bias dalam teorinya, dan sangat mengagungkan peradaban barat yang modern di atas bangsa-bangsa lain yang (pada zaman buku ini ditulis dan diterbitkan) dianggap lebih terbelakang dan sebagian besar masih berada di bawah jajahan negara-negara Eropa.

Saat menulis tentang sejarah Nabi Muhammad dan agama Islam, ia memang menyebutkan tentang keberhasilan agama Islam (yang menurut pendapatnya karena 2 hal utama: ajarannya yang sangat sederhana, dan tidak serumit agama lain, serta ajaran tentang pahala bagi yang mati syahid sehingga menjadi keuntungan besar bagi pasukan Islam dalam perang melawan pasukan Kristen dalam Perang Salib). Tapi di sisi lain, ia menuliskan bahwa dengan ajaran yang berserah diri pada Allah Yang Maha Kuasa, "such an attitude towards life did not encourage the Faithful to go forth and invent electrical machinery or bother about railroads and steamship lines".

Catatan tambahan itu membuatku merasa Van Loon mungkin hanya mengetahui dunia Islam di masa 1900-an. Mungkin ia tidak tahu bahwa pada masa Eropa berada di Zaman Kegelapan, dunia sains Islam berkembang begitu pesat, membawa obor pengetahuan dari masa Yunani dan Romawi yang terlupakan. Tanpa perkembangan sains pada peradaban Islam, takkan ada renaissance pada peradaban Eropa yang begitu dibanggakannya.

Kesimpulan
Pada bagian belakang, Van Loon menyampaikan bahwa buku ini hanya appetizer, yang bertujuan agar anak-anak tertarik untuk mempelajari sejarah, hal-hal yang tidak semuanya dibahas dalam buku ini. Mungkin apabila anak-anak tertarik untuk belajar sejarah lebih jauh, wawasannya dapat lebih luas dan tidak terjebak hanya dari satu sudut pandang sejarah peradaban manusia. Tapi yang terpikirkan olehku, bagaimana apabila sang anak tidak tertarik untuk belajar lebih lanjut dan hanya terpaku pada buku ini sebagai referensinya? Apakah ia akan tumbuh dengan wawasan yang terbatas?

Untuk bacaan sejarah bagi anak-anak yang tersedia zaman sekarang, aku lebih merekomendasikan Kartun Riwayat Peradaban-nya Larry Gonick. Selain disajikan dengan full gambar kartun yang menarik, full humor yang bisa membuat sejarah peradaban manusia yang penuh kekerasan dan berdarah-darah bisa ditelan anak-anak, serial kartun ini juga menceritakan hampir semua peradaban yang diketahui manusia, dan menurut pendapatku pribadi, obyektif dan bercerita apa adanya tanpa menempatkan satu bangsa atau peradaban lebih tinggi di atas bangsa atau peradaban yang lain.

Aku masih belum membeli ulang koleksi favorit yang turut raib ini. Ada yang bisa membantu?

Selain Kartun Riwayat Peradaban, aku juga merekomendasikan serial Horrible Histories-nya Terry Deary, yang meskipun bukan dalam bentuk kartun, juga disajikan secara jenaka dengan gambar-gambar yang kocak dan, menurutku pribadi, juga obyektif dan bercerita apa adanya.

Aku baru punya sebagian dari serial ini, tapi memang belinya senemunya saja sih

3 comments:

  1. Aku pengin baca Doll Bones-nya Holly Black sebenernya, kamu ketemu dimana? Kok aku nyari ngga ketemu ya :(

    ReplyDelete
  2. Wah, menarik sebenarnya bukunya, sayang terlalu subjektif ya. Tapi boleh juga nih buat baca2 *donlot dulu di gutenberg*

    ReplyDelete