Tuesday, October 6, 2015

Fuzzy Nation

Judul : Fuzzy Nation

Penulis : John Scalzi

ISBN : 0765367033

Tebal : 343 halaman

Dibeli di : Periplus Online Bookstore

Harga beli : Rp. 111.000,-

Tanggal dipesan : 02 April 2015

Tanggal diterima : 21 April 2015

Tanggal dibaca : 26 September 2015

Sinopsis:
Jack Holloway works alone. Hundreds of miles from ZaraCorp's headquarters on planet, 178 light-years from the corporation's headquarters on Earth, Jack is content as an independent contractor. As for his past, that's not up for discussion.

Then, in the wake of an accidental cliff collapse, Jack discovers a seam of unimaginably valuable jewels, to which he manages to lay legal claim just as ZaraCorp is cancelling their contract with him for his part in causing the collapse. Briefly in the catbird seat, legally speaking, Jack pressures ZaraCorp into recognizing his claim, and cuts them in as partners to help extract the wealth.

But there's another wrinkle to ZaraCorp's relationship with the planet Zarathustra. Their entire legal right to exploit the verdant Earth-like planet is based on being able to certify to the authorities on Earth that Zarathustra is home to no sentient species.

Then a small furry biped--trusting, appealing, and ridiculously cute--shows up at Jack's outback home. Followed by its family. As it dawns on Jack that despite their stature, these are people, he begins to suspect that ZaraCorp's claim to a planet's worth of wealth is very flimsy indeed…and that ZaraCorp may stop at nothing to eliminate the "fuzzys" before their existence becomes more widely known.


Rating:
Lima bintang? Yang benar? Dan kalau belinya bulan April, kenapa juga baru dibaca bulan September?

Jadi sejarahnya (bagian ini tidak penting, silakan di-skip kalau tidak mau tahu), novel ini kubeli setelah aku tanpa sengaja menemukan dan menyukai salah satu karya John Scalzi waktu event ultah BBI kemarin, Old Man's War. Karena Scalzi langsung kumasukkan ke dalam daftar penulis favorit, seperti biasa, aku merasa wajib mengumpulkan semua karyanya. Nah, untuk gelombang pertama, aku membeli Boxset serial Old Man's War, Redshirts (yang review-nya masih tertunda), The Android's Dream, dan Fuzzy Nation. Entah kenapa, setiap kali memilih bacaan dari timbunan, novel yang terakhir ini selalu terlewatkan, sampai akhirnya terpilih untuk kubawa sebagai bacaan mudik di long weekend Hari Raya Iedul Adha kemarin.

Oke, kembali ke pertanyaan pertama. Mengapa novel ini kuponten lima bintang?


1. Entertaining as hell

Untuk koleksi Scalzi-ku, novel ini kutaruh sederajat dengan Redshirts, murni karena unsur hiburannya. Dengan bahan cerita yang ringan dan sama sekali tidak original (novel ini merupakan reboot dari novel SF lawas berjudul Little Fuzzy karya H. Beam Piper), Scalzi berhasil meramu aksi petualangan ala Indiana Jones, intrik-intrik korporasi ala Crichton, dan drama pengadilan ala Grisham, lengkap dengan segala twist and turn yang membuat kita bisa tertawa terpingkal-pingkal atau berdebar-debar.

Terpingkal-pingkal?

Buat yang sudah pernah membaca tulisan Scalzi, pasti sudah hafal benar apabila kekuatan Scalzi ada pada dinamika interaksi antar karakternya, dengan kata lain, pada dialognya yang witty dan cerdas. Dan dalam novel ini, kekuatan dialog itu semakin menjadi karena jenis protagonis yang dipilihnya...


2. Intriguing Antihero Protagonist


Jack Holloway, tokoh utama novel ini, adalah mantan pengacara korporasi yang menjadi prospektor / surveyor independen di Planet Zarathustra. Kata sifat yang pas buat menggambarkan karakternya antara lain: egois, individualistis, sarkastis. Tipe anti-otoritas garis keras macam Han Solo atau Dokter House. Ditambah sifat petualangnya, sejak awal novel aku membayangkan sosoknya sebagai Harrison Ford muda, kombinasi sempurna antara karakter Indiana Jones dan Han Solo.



Just deal with it
Holloway biasa menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Waktu kontrak surveyornya terancam (gara-gara ia mengajari Carl, anjingnya, untuk menekan detonator bom), ia tidak segan-segan mendiskreditkan pernyataan pacarnya sendiri, dalam sidang klarifikasi (kalau pinjam kutipan Han Solo: Better her than me). Mentang-mentang mantan pengacara, ia juga gemar menggunakan istilah atau preseden hukum dalam setiap kesempatan, termasuk dalam menegosiasikan kontrak atau mengancam pihak korporasi yang berani-beraninya mengancam kepentingannya.

Banyak musuh? Tentu saja. Tapi Holloway tidak peduli, sepanjang kepentingannya aman. 


3. Cute Creatures

Tokoh utama lain novel ini jelas adalah makhluk imut yang dijuluki fuzzy oleh Holloway. Berukuran beda tipis dengan kucing, berbulu lebat (hence the fuzzy notion), bisa berjalan dengan dua kaki, tapi sepertinya memiliki tingkat kecerdasan di atas binatang peliharaan pada umumnya seperti anjing, kucing, ataupun monyet. Imajinasi kita tentang penampakan makhluk ini bisa beda-beda, sebagaimana ditunjukkan oleh imajinasi para ilustrator cover buku ini:


Tapi terus terang saja (dan memperhatikan bahwa Scalzi menggambarkan makhluk pribumi planet Zarathustra ini mirip kucing), aku lebih condong membayangkan sosoknya mirip Puss in Boots-nya Shrek, yang suka berlagak imut kalau lagi ada maunya:



Keberadaan makhluk adorable dan huggable yang pintar inilah yang menjadi pusat konflik novel. 

Sebelum bertemu dengan makhluk ini, Holloway baru saja menemukan sumber tambang permata termahal yang disebut sunstone. Penemuan itu akan membuatnya jadi kaya raya (dan Zara Corp menjadi semakin kaya). Tapi apabila kemudian fuzzy dinyatakan sebagai makhluk cerdas (sentient), maka sesuai hukum kolonial yang berlaku, kegiatan eksploitasi di planet yang terdapat makhluk cerdas (dalam tahapan evolusi apapun) harus langsung dihentikan. Bagi Holloway dan Zara Corp, jelas lebih baik fuzzy tidak diakui sebagai makhluk cerdas.

Konflik kepentingan Holloway jelas menjadi hal yang krusial. Mana yang lebih penting, jadi orang terkaya sejagat raya, atau melindungi kepentingan para makhluk imut yang penampakannya lebih cocok jadi binatang peliharaan? 



4. Great Ensamble

Punya tokoh utama macam Jack Holloway kurang greget apabila tidak ada karakter-karakter lain yang memorable buat jadi "korban" Holloway dan menghidupkan witty banter. Dalam novel ini, kita mendapatkan beberapa tokoh golongan putih seperti mantan pacarnya dan pacar dari mantan pacarnya , atau beberapa tokoh dari golongan hitam macam bakal calon CEO Zara Corp, petugas sekuritinya, serta pasukan pengacaranya. Karakter Holloway yang abu-abu membuat pembaca merasa tidak pasti apa yang akan diperbuatnya, ditambah lagi masing-masing golongan berusaha menarik Holloway ke pihaknya.


5. Courtroom Drama

Yang menarik dari novel ini karena lokasinya merupakan planet pedalaman alias jauh dari pusat peradaban, nuansa yang didapat dari sidang pengadilan yang ada di sini mirip dengan novel-novel John Grisham yang berlokasi di kota kecil wilayah selatan AS. Yang paling mencolok adalah karakter hakim yang memiliki integritas tinggi sehingga tetap bergeming di bawah ancaman pihak korporasi yang menguasai planet, sehingga hukum dapat ditegakkan tanpa intervensi pihak manapun.

Alhasil, para pengacara (atau mantan pengacara seperti Holloway) harus dapat bertindak cerdik dan licik untuk mendapatkan hasil yang diinginkan tanpa keluar dari jalur hukum. Atau dalam kata lain, kalau sampai harus memberikan kesaksian palsu dalam keadaan di bawah sumpah, ya just do it, asal jangan sampai ketahuan! It's for a greater good anyway!

Selain itu, fakta demi fakta yang diungkap selapis demi selapis dalam sidang pengadilan yang menjadi ciri khas Grisham (atau novel-novel hukum lainnya), dapat membuat pembaca excited saat menantikan apa saja taktik dan strategi yang digelar masing-masing pihak.    



P.S. :
Sesuai salah satu tujuan Scalzi me-reboot novel Little Fuzzy, otomatis aku jadi merasa sedikit penasaran untuk membaca novel versi aslinya.

Yang ini sudah public domain, lho

Bukan karena aku membaca versi Scalzi lebih dulu, tanpa mengurangi rasa hormat pada H. Beam Piper, aku jauh lebih menyukai versi Scalzi dibandingkan versi aslinya.

Selain benang merah tema utama, tokoh Jack Holloway, dan para fuzzy, hampir semuanya dirombak oleh Scalzi, sehingga boleh dibilang novel ini benar-benar novel yang berbeda. Bahkan, tokoh Holloway dibuat sangat kontras, dari kakek-kakek 70 tahunan menjadi jauh lebih muda, dengan karakter yang putih lurus menjadi abu-abu bengkok. Holloway versi asli juga tidak punya konflik kepentingan, sehingga pembaca tidak akan meragukan integritasnya. Tapi, tanpa perubahan drastis seperti itu, sulit rasanya mendapatkan witty banter dan adegan sidang pengadilan yang hilarious!

Para fuzzy-nya juga sangat berbeda. Pada akhirnya, dalam versi aslinya kaum fuzzy diperlakukan sebagai hewan cerdas yang dilindungi atau semacam anak-anak yang diadopsi manusia, ketimbang spesies yang hak dan kedudukannya sederajat dengan manusia. Mereka hidup berdampingan dengan manusia, tapi hanya diberikan wilayah reservasi khusus seperti suku Indian atau hewan yang terancam punah, bukannya diakui sebagai pemilik planet yang sah.

Tapi tentu saja, tanpa versi asli ini, kita takkan pernah mendapatkan versi Scalzi yang jauh lebih menghibur.


P.P.S:
Dunia Fuzzy Nation jauh berbeda dengan dunia serial Old Man's War-nya Scalzi. Di sini, boro-boro ada banyak makhluk cerdas yang berebut lahan properti dengan berperang habis-habisan. Manusia menjadi satu-satunya makhluk cerdas dengan tahap evolusi paling canggih, melakukan eksplorasi dan eksploitasi tanpa halangan yang berarti. Untungnya, berbeda dengan pihak kolonial di OMW, pihak kolonial di sini menciptakan hukum yang menjaga agar planet yang dihuni makhluk cerdas seperti manusia (pada tahapan evolusi manapun, dari semacam manusia gua atau yang memiliki peradaban lebih tinggi) dilarang untuk dieksplotasi demi kepentingan penduduk asli di masa depan.

Well, hukum yang sangat utopis, memang. Pada kenyataannya, dunia kita saat ini, mungkin lebih mirip dunia OMW ketimbang dunia Fuzzy Nation. Di mana manusia saling berperang untuk memperebutkan lahan dan sumber daya alam. Di mana penduduk asli di tempat yang memiliki sumber daya alam yang melimpah seringkali tak mendapat manfaat apa-apa dari pihak-pihak yang mengeksploitasinya...








 








No comments:

Post a Comment