Wednesday, December 9, 2015

Happy Tummy


Judul : Happy Tummy

Penulis : Mariska Tracy

Penerbit : GagasMedia

Tebal : xii + 204 halaman

Tanggal terbit : 27 Mei 2015

Tanggal perolehan : 6 Desember 2015

Tanggal dibaca : 9 Desember 2015

Sinopsis :
Siapa yang happy kalau dapat makanan gratis? Hayo, ngacung!

Oke, gue juga, kok.
Hobi gue itu makan-dengan-porsi-banyak.
Nah, demi menyalurkan hobi gue tersebut, gue suka ikutan lomba makan.
Ini artinya, gue bisa makan gratis sebanyak-banyaknya dan dapat hadiah pula!

Lomba makan? Iya, lomba makan yang kayak di TV Champion itu.

Menurut gue, jadi competitive eater itu merupakan cita-cita yang keren.
Coba bayangkan bagaimana bangganya saat lo bisa menghabiskan makanan
enak dalam waktu singkat?! Lo nggak hanya bisa menikmati makanan
superenak, tapi bisa terkenal kayak gue.
Hahaha…. Yang penting, gue happy ketemu makanan.

Yuk, ikuti cerita seru gue yang kata orang “Jago Makan” ini.
Selamat makan, eh, selamat membaca!


Review :
Aku menemukan buku ini di meja bookswap IRF 2015. Karena ini buku baru, pastinya hasil sumbangan dari penerbit GagasMedia. Apalagi memang ada cap "Buku Ini Tidak Dijual" dan "Persembahan Penerbit". Dan ada tanda tangan penulisnya pula. Tapi kalaupun mencoba mengingat-ingat,  aku lupa buku mana yang kutukar dengan buku ini.

Anyway, seperti biasa aku mengambil buku ini dengan penuh perasaan. Itu lho, perasaan "sepertinya menarik" yang selalu jadi patokanku kalau menemukan buku (dan penulis) yang belum pernah kulihat dan kudengar sebelumnya lewat media apapun. Maklum, sudah lama aku tidak membaca majalah (penulisnya reporter majalah GADIS, majalah remaja yang terakhir kali kubaca waktu aku masih SMA). Dan aku juga bukan tipe yang mengikuti dunia perkulineran.

Kuliner? Ini buku kuliner?

Ya. Nyenggol dikit-lah. Buku ini cukup unik: personal literatur penulis sebagai cewek jago makan yang doyan lomba makan.

Buatku yang kalau makan nasi padang saja minta nasinya seperempat (supaya tiada tangisan dari ribuan butir nasi tak tersantap), jelas meskipun aku suka makan (manusia mana yang nggak suka makan sih, apalagi kalau gratis?), aku bukan tipe yang akan mengejar lomba makan di manapun dan bertarung secara sportif dan kompetitif demi menjadi juaranya. Tapi karena dulu aku juga doyan nonton lomba makan di TV Champion, jelas buku ini langsung menarik perhatianku.

Kembali ke review, buku ini berkisah tentang petualangan Uung (nama cantik sang penulis) di dunia lomba makan nasional, atau setidaknya, di Jakarta, yang ternyata sangat kompetitif, dan penuh pertumpahan darah (iya, ini lebay). Petualangannya itu dituturkan dengan gaya yang kocak, dan membuat kita, meskipun sedang kelaparan belum sempat makan pagi saat membaca bukunya, bisa turut merasakan kekenyangan dan kebegahan yang diderita orang yang kebanyakan makan demi mendapatkan sesuap handphone, televisi, uang tunai, dan berbagai hadiah menarik lain yang menjadi iming-iming bagi para pelaku lomba makan.

Buku ini juga membuka ingatanku tentang perkenalan pertamaku dengan Kamikaze Karaage. Pertama kali aku tertarik untuk makan di sana adalah karena ada lomba makan di sana yang ditayangkan di televisi. Maklum, sebagai penyuka makanan pedas dan cukup diakui sebagai orang yang paling tahan pedas di lingkungan pribadi dan kantor, aku selalu merasa tertantang kalau ada iklan atau gosip tentang makanan yang superpedas. Ternyata... dari buku ini aku tahu Uung bukan cuma jadi peserta lomba makannya, tapi juga jadi juaranya! Benar-benar salut deh! Sampai dengan saat ini, bagiku cuma Saus Harakiri 2 di Kamikaze Karaage yang benar-benar sesuai dengan promosinya, sebagai saus cabai terpedas di dunia. Waktu pertama kali makan spicy wing berbalut saus Harakiri 2, aku cuma sanggup makan setengah potong ayam, sementara nasi, segelas ocha dan sebotol air mineral 500 ml habis tak tersisa. Jadilah satu setengah potong spicy wing terpaksa kubawa pulang untuk dicemil sedikit demi sedikit.

Buku ini juga membuatku sukses menjadi kepo dengan membuka youtube untuk melihat sendiri aksi para professional competitive eater dari yang lokal seperti Owen Gozali sampai yang interlokal dan god-level macam Takeru Kobayashi (dari sekian banyak klip yang kutonton, yang paling kiyut dan menarik adalah video Kobayashi vs Hamster :P).

Pokoknya, nggak menyesal deh aku membaca buku ini (dan menghabiskan waktu menonton video eating contest yang lama-lama bisa bikin eneg).


View all my reviews

No comments:

Post a Comment