Saturday, January 30, 2016

The Alpha Girl's Guide

Judul : The Alpha Girl's Guide

Penulis : Henry Manampiring

Penerbit : GagasMedia

Tebal : 254 halaman

Beli di : Gramedia Plaza Semanggi

Dibeli tanggal : 13 Januari 2016

Dibaca tanggal : 17 Januari 2016

Sinopsis :
Alpha Female adalah para perempuan yang menginspirasi, memimpin, menggerakkan orang sekitarnya, dan membawa perubahan. Mereka cerdas, percaya diri, dan independen. Bagaimana remaja dan perempuan muda bisa mengembangkan diri menjadi mereka? The Alpha Girl’s Guide akan membahas tips-tipsnya, seperti:
- Mana yang lebih penting, nilai atau pengalaman berorganisasi?
- Apakah teman kamu teman sejati atau teman yang menghambat?
- Bagaimana mengetahui cowok parasit dan manipulatif? 
- Bagaimana bersikap saat patah hati?
- Apakah kamu akan menikah untuk alasan yang tepat?
- Apa yang penting dilakukan saat memulai bekerja?
Buku ini adalah hasil pengamatan, riset artikel, wawancara langsung, dan diskusi dengan banyak perempuan di media sosial Ask.fm. Ditulis dengan ringan, penuh ilustrasi kocak, tetapi tetap blak-blakan menohok, The Alpha Girl’s Guide akan membuat kamu terinspirasi menjadi cewek smart, independen dan bebas galau!


Komentar singkat:
Buku ini salah satu dari beberapa buku nonkomik yang kubeli pada waktu first book shopping di awal tahun 2016.

Sebenarnya menjelang akhir tahun 2015 aku sudah tahu kalau akan terbit buku baru Henry Manampiring (atau biasa dipanggil Om Piring) berkat iklan salah satu toko buku online langganan. Tapi ternyata sampai dengan terakhir kali main ke toko buku offline di tahun 2015, buku ini belum ada penampakannya. Belakangan, dari label harga yang dipasang di cover belakang, buku ini baru masuk toko tanggal 30 Desember 2015. Ya, pas aku sedang puasa beli buku sih.

Kenapa aku beli buku ini?

Simply, karena nama penulisnya. Aku sudah memiliki dan membaca dua buku sebelumnya, dan cukup suka dengan gaya penulisannya. Tapi karena aku buka pengikut atawa pembaca setia Om Piring di blog, twitter atau ask.fm, terus terang aku tidak tahu buku ini membahas apa :)

Tapi, meskipun demikian, untungnya buku ini tergolong gambling yang terbayar.

Oke, singkatnya... buku ini kumasukkan ke rak how-to atau self-help. Sudah jelas sih dari judulnya juga, ini buku panduan menjadi Alpha Girl, alias cewek yang smart, independen, dan anti-galau.

Om Piring terpikir untuk menulis buku ini karena setelah tujuh puluh tahun Indonesia mereka dan sekian puluh tahun kita merayakan hari Kartini, di zaman modern serba elektronik dan digital, masih ada saja kaum hawa yang pola pikirnya masih seperti di zaman kuda gigit besi.

Buku ini mencoba menyajikan perspektif kepada perempuan remaja dan muda, agar bisa menjadi pertimbangan dalam menjalani hidup dan meraih potensi, memberi inspirasi dan panduan untuk menetapkan keputusan terbaik pada setiap pilihan hidup yang akan mempengaruhi masa depan mereka.

Buku ini dibagi dalam beberapa bab, dari Alpha Student, Alpha Friend, Alpha Lover, Alpha Professional, Alpha Look, Alpha Carer, serta wawancara dengan contoh dua orang Alpha Female.

Lalu, bagaimana kalau pembacanya sudah tidak *ehem* muda lagi, atau bahkan bukan perempuan?

Santai aja lagi. Penulisnya aja bukan perempuan, sudah ubanan pula :))

IMHO, meskipun penulisnya bukan perempuan, bukan berarti buku ini berisi celotehan seorang cowok sok tahu. Sebagai observer, pandangan Om Piring yang dituangkan dalam esai di buku ini cukup objektif, serta lumayan menohok dan mengena.

Memang, kepala sama hitam, tapi pikiran lain-lain. Mungkin ada beberapa pendapat Om Piring yang kurang cocok dengan pandangan pribadi, tapi overall aku merasa cukup klik dengan sebagian besar isi buku ini, terutama pendapat agar perempuan dapat mandiri.

Question of the day :
Cewek itu harus berpendidikan tinggi nggak, sih? Ujung-ujungnya di dapur juga. Kasih alasan kuat, dong, kenapa cewek harus berpendidikan tinggi?

Answer : 
Karena sesudah menikah 10 tahun dan suami lo memutuskan untuk:
- punya simpanan perempuan yang 20 tahun lebih muda, atau
- pengin nikah lagi dan lo dimadu, atau
- menceraikan lo untuk nikah lagi, maka
dengan pendidikan tinggi, lo masih bisa mandiri dan nggak pasrah menangis memohon dia mengasihani lo dan tetap menafkahi lo. Malah, lo bisa menendang dia dari hidup lo.
Perempuan berpendidikan tinggi punya kemampuan mandiri sebagai backup plan.

Verdict :


Komentar ini dibuat dalam rangka :

BBI First Book Shopping



Friday, January 29, 2016

The Chronicles of Ghazi, Seri #3

Judul : The Chronicles of Ghazi, Seri Ketiga

Subjudul : The Howling of Wolf, The Eyesight of Eagle

Penulis : Sayf Muhammad Isa & Felix Y. Siauw

Penerbit : Alfatih Press

Cetakan : I, Agustus 2015

ISBN : 978-602-719-861-6

Tebal : 359 halaman

Dibeli di : Gramedia Plaza Semanggi

Dibeli tanggal : 27 Januari 2016

Dibaca tanggal : 29 Januari 2016

Sinopsis :
Derap langkah para Ghazi berderap menuju satu cita-cita, penaklukan Konstantinopel. MUHAMMAD AL FATIH terus tumbuh dan mengumpulkan kekuatan untuk menuntaskan janji Rasulullah saw. itu. Dia mencari senjata terbaik, belajar memimpin, dan berguru kepada para ulama.

Di tempat lain, VLAD DRACULA tenggelam dalam dendamnya. Dia menghimpun kekuatan gelap yang menjadikannya kejam dan sadis lewat ritual-ritual mengerikan. Dia berguru kepada setan dengan darah dan kengerian. Dia akan menjadi lawan yang sepadan.


Komentar singkat :
Pertama, aku agak terganggu dengan pilihan kata "Derap langkah para Ghazi berderap" dari sinopsis di sampul belakang buku ini di atas. Mungkin akan lebih pas apabila ditulis "Langkah para Ghazi berderap"...

Anyway, buku ini kubeli pada belanja buku kedua-ku di tahun 2016. Tidak, judul ini sama sekali tidak ada dalam daftar belanja, yang seperti biasa cuma terdiri atas daftar komik terbitan KKG. Aku menemukan buku ini setelah berputar-putar keliling toko, hanya gara-gara rasanya aneh kalau hanya belanja buku komik tanpa didampingi buku nonkomik barang satu atau dua biji. Setelah cukup lama mencari buku yang kelihatan menarik terutama di rak nonfiksi, akhirnya aku melipir ke deretan buku agama, lantas menemukan buku ini.

Hm. Kalau melihat cetakannya, terbit Agustus 2015. Tapi kalau melihat label harga toko buku, tanggal masuknya 12 Desember 2015. Sebenarnya kapan sih buku ini mulai beredar? Kok aku tidak tahu sampai sekarang, ya? Kemungkinan besar sih  jawabannya memang akunya yang kudet, tidak pernah iseng-iseng mencari lanjutan serial ini, baik di toko buku offline maupun online.

Iya, aku membeli buku ini karena kagok sudah punya buku jilid pertama dan kedua. Dan iya, aku mengomentari buku ini di blog juga karena kagok sudah pernah mengomentari buku jilid pertama dan kedua. Ceritanya konsisten, gitu (padahal janji mereview lengkap serial Tintin dan Dresden Files tidak juga terpenuhi).

1. Cover
Setelah nuansa merah hitam di jilid pertama dan hijau hitam di jilid kedua, kali ini warna terpilih untuk cover jilid ketiga adalah biru-gradasi-ungu hitam. Pas benar kalau dikontraskan dengan warna emas pada judulnya. Ilustrasi covernya serupa tapi tidak sama dengan cover buku pertama. Mungkin copas demi menghemat energi. Atau mungkin juga upaya cocokologi dengan deskripsi derap langkah para Ghazi berderap.

2. Cerita
Sudah ada perkembangan dibandingkan prolog kepanjangan di jilid pertama dan sekilas info di jilid kedua. Setidaknya teaser Mehmed vs Vlad (yang ngotot minta dipanggil Dracula) di penghujung buku jilid kedua berlanjut. Perkelahian yang mengikuti penyulaan kucing Radu, adik Dracula, berakhir dengan hukuman cambuk bagi Dracula karena berani-beraninya melukai Mehmed. Mereka saling melukai sebenarnya, tapi karena Mehmed pangeran Turki, sebenarnya bisa saja Dracula dihukum mati, lantas cerita pun tamat sampai di sini. Konflik makin memanas ketika Radu ternyata lebih membela Mehmed dan mengucapkan dua kalimat syahadat di depan sang kakak. Dracula jelas pundung dan minggat tanpa ketahuan rimbanya.

Lantas, cerita Mehmed dan Dracula semasa remaja pun dituturkan terpisah. Dan karena sampai akhir buku jilid ketiga ini mereka masih tetap remaja, aku jadi agak curiga serial ini bakal panjaaaang banget kayak cerita silat. Dari sisi jalan ceritanya juga mengarah ke sana. Sementara Mehmed sibuk mencari pedang pusaka, sebagaimana layaknya para pendekar Kang-ouw mencari To-liong-to, Dracula sibuk berkelana mencari jatidiri, tertarik pada kuasa gelap, dan pada akhir buku ini beraksi seperti Liam Neeson di film The Grey.

Tentu saja, buku ini tidak cuma bercerita tentang Mehmed dan Vlad. Masih ada kisah perang Balkan di mana pasukan Turki Utsmani yang dipimpin langsung oleh Sultan Murad II melawan koalisi Kristendom. Masih ada pula intrik-intrik politik Ratu Barbara Celje dari Hungaria.

3. Akhir Kata
Bersambung, tentu saja. Setting novel ini masih jauh dari penaklukan Konstantinopel di tahun 1453. Kalau pembaca tidak sabar ingin segera sampai ke sana, gampang saja, tinggal baca buku Muhammad Al-Fatih 1453 yang juga ditulis Felix Y. Siauw dan juga diterbitkan oleh Alfatih Press.

Oh, iya, buku ini memperkenalkan tokoh baru bernama Zaghanos, anak pendeta Kristen ortodoks Yunani yang masuk Islam, yang di kemudian hari akan menjadi pasha atau komandan militer dan grand vizier pada saat Mehmed II berkuasa. Walau di sini ia masih remaja, ia sudah diramalkan (dan percaya) akan menaklukkan Konstantinopel bersama Mehmed.

By the way, waktu mencari gambar Zaghanos di internet, ketemunya malah gambar Zaghanos Pasha versi manga Shoukoku no Altair. Manga ini sudah diterbitkan oleh Level Comics tapi selama ini aku belum pernah tertarik untuk membeli dan membacanya. Jarang-jarang ada manga dengan setting Kekaisaran Turki. Hm, sepertinya boleh juga untuk ditengok...



Monday, January 18, 2016

2016 First Book Shopping [& Giveaway]

Buat yang sudah lama kenal denganku, kemungkinan besar tahu jadwal belanja buku mingguanku ke TB Gramedia, yaitu setiap hari Rabu (sore/magrib/malam, pokoknya after office hours). Pemilihan jadwal itu bukan berdasarkan primbon tentang hari baik untuk belanja buku, melainkan berpatokan pada jadwal terbit komik yang dikeluarkan Kelompok Kompas Gramedia, meskipun buku yang dibeli tidak melulu komik. Kegiatan rutin yang sudah berlangsung belasan tahun ini hanya terganggu apabila aku sedang keluar kota atau ada acara lain yang tidak bisa dihindari.

Namun belakangan ini aku sudah mulai mengurangi aktivitas belanja buku rutin. Selain judul serial komik yang kuikuti sudah semakin berkurang, aku juga lebih memilih belanja via toko buku online. Kelebihannya lumayan banyak: diskon antara 15-20%, buku yang diantar langsung ke rumah, ongkir ke alamat penerima Jabodetabek pun murah, bahkan bisa gratis untuk nominal belanja tertentu. Kekurangannya, buku baru bisa diterima antara 2 - 7 hari (bahkan lebih!). Lebih banyak pro-nya tentu saja.

Nah, di akhir 2015 dan awal 2016, aku malah puasa belanja buku sampai 3 minggu (iya, ini rekor waktu terpanjang setelah puasa 2 bulan waktu pilgrimage to mecca tahun 2007/2008 dan 1 bulan waktu liburan ke Tanjung Pandan tahun 1999. Bagaimana lagi, dari jadwal terbit Elex, kuhitung paling cuma lima judul yang kuikuti tiap minggunya. Mau beli offline, malas, beli online juga kagok.

Tapi setelah 3 minggu, waktu komik yang direncanakan untuk dibeli sudah di atas 15 judul, pada tanggal 13 Januari 2016 malam aku memutuskan untuk belanja buku offline ke toko buku di mall seberang kantor. Biasa, jalan kaki lewat jembatan Halte Busway Benhil, hitung-hitung olahraga setelah lama bermalas-malasan. Hasilnya? 

Ada saja buku yang dibeli di luar rencana!

Untunglah, karena masih kena diskon 10%, total belanjaannya tidak sampai enam digit. Tapi teteup weh... Mana bawaan jadi berat, belum lagi karena cuaca sedang hujan aku menghabiskan waktu hampir satu jam untuk mengantri taksi.

Sebanyak apa deviasi realisasi dari RBB (rencana belanja buku)?

Pertama, yang ada di catatan belanja cuma komik di bawah ini: 

Standarlah. Ada serial lama macam Barakamon, Kindaichi R, Noragami, Arata, Naruto, Chocolate Girl, Hope, Kariage Kun, Shonan Junai Gumi, Do You Believe in Love?, Crayon Shinchan, Psychometrer, All Rounder Meguru, Phantom Battleship Yamato dan Attack on Titan. Yang baru cuma judul, Extra Girl dan Angel Trumpet-nya Michiyo Akaishi.

Tiba-tiba saja, ada komik yang dibeli secara on a whim

Sebagai pembelaan, aku memang mengikuti majalah komik Re:On, pembaca komik Mice dan Sweta Kartika. Jadi kalau dijual di toko buku, ya dibeli. Cuma komik Solanin saja yang entah kenapa dibeli tanpa alasan pasti.

Selain itu, ada juga buku nonkomik yang dibeli pas iseng melipir ke lapak buku baru terbit: 

Sebagai pembelaan pula, aku memang pembaca buku-buku Eiji Yoshikawa, Henry Manampiring dan Yoris Sebastian. Jadi kalau ada buku mereka, ya dibeli tanpa rencana pun jadi.

Lantas, pas sampai ke kasir, ketemu deh "terjemahan" buku mewarnai Johanna Basford jilid dua :

Mengingat dari sekian banyak buku mewarnai yang kubeli belum ada yang beres kukerjakan, sebenarnya tidak ada excuse untuk beli buku ini. Kecuali sekedar untuk melengkapi buku pertamanya. Atau gara-gara hadiah pensil warna yang menyertai. Siapa tahu edisi terbatas #halah

Anyway, pada saat aku menulis postingan blog ini, aku sudah selesai membaca semuanya. Kecuali... dua jilid buku yang setelah selesai kusampul dan kuintip isinya ternyata... aku sudah punya, cuma beda cover doang! Malah, aku sudah pernah buat review jilid 1-nya di blog ini! Dasar @#$%^&*!!!

Ini cover lama yang aku sudah punya

Well, karena alasan "saya sebenarnya sudah punya" bukan alasan yang bisa diterima oleh toko buku untuk pengembalian buku, ya sudahlah, mending diberikan saja kepada mereka yang mungkin membutuhkan, ingin memiliki, atau ingin membacanya. Jadi sekarang...

Peraturannya :
1. Peserta GA adalah yang memiliki alamat kirim di Indonesia
2. Pendaftaran peserta dilakukan melalui comment di bawah ini, dengan mencantumkan pula alamat email
3. Pemenang GA akan diundi secara random.
4. Selain pengumuman di blog, pemenang akan saya hubungi via email.
5. Pendaftaran GA berlangsung sampai tanggal 31 Januari 2016
6. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 7 Februari 2016
7. Keputusan mengenai pemenang tidak bisa diganggu gugat
8. Apabila dalam waktu 3 (tiga) hari setelah pemenang diumumkan tidak ada respon, maka akan dipilih pemenang lain sebagai penggantinya.

Pemenang pertama GA ini akan mendapatkan :
Buku Minamoto no Yoritomo (terjemahan, cetakan baru Jilid 1 dan Jilid 2)

Pemenang kedua GA ini akan mendapatkan :
Buku The Surgeon's Mate karya Patrick O'Brian (Serial Master & Commander, in English)
Catatan : boneka hanya hiasan, tidak termasuk hadiah GA

Yuk, coba ikuti saja dan menangkan giveaway yang sangat mudah ini!

Friday, January 15, 2016

Rookies (A Delinquent / Sports Manga Review)


Judul : Rookies

Mangaka : Masanori Morita

Jilid : 1 - 24 (Completed)

Waktu baca : 1 - 2 Januari 2016

Final Verdict :



Kalau ada yang iseng mengintip timeline Goodreads-ku pada awal tahun 2016 (tapi memangnya ada orang segitu nggak ada kerjaannya, sampai men-stalking akun Goodreads orang lain?), pasti tahu ngapain saja aku pas kebanyakan orang mungkin menghabiskan long weekend tahun baru dengan berwisata atau jalan-jalan ke mall.

I was on a roll, reading manga all the time.

Awalnya, setelah serial Clover-nya Hirakawa-sensei mentok di jilid 28 (dari total 42 jilid), aku mencari-cari manga berandalan lain, lantas menemukan dan membaca serial Rokudenashi Blues karya Morita-sensei. Ternyata manga ini sudah mentok di jilid 14 (padahal dari total 42 jilid juga!). Untungnya, ada karya lain Morita-sensei yang sudah tamat, dan itu adalah serial manga Rookies ini, yang kubaca langsung 24 jilid, back to back.


rook·ie
ˈro͝okÄ“/
noun
informal
plural noun: rookies
  1. a new recruit, especially in the army or police.
    "a rookie cop"
    • a member of an athletic team in his or her first full season in that sport.


Sinopsis:
Koichi Kawato is the new Japanese teacher at the ill-famed Futakotamagawa high school, whose baseball club is composed of thugs and bullies who have been suspended for a year from all school competitions, for causing a brawl during an official match. The newly appointed teacher finds that the club members left are only interested in women, smoking and doing nothing until, under Kawato's guidance, they discover a new dream called the Koshien. However, the road to the Koshien is far from easy as many obstacles await them.


Ya. Ini bukan hanya manga berandalan, tapi juga manga olahraga, di mana olahraganya adalah baseball.

Bicara tentang manga berandalan/olahraga baseball, otomatis dari sekian banyak serial manga yang kubaca, yang langsung teringat adalah serial The Pitcher-nya Kei Sadayasu :
dan Wild Base Ballers-nya Toru Fujisawa.

Judul pertama berfokus pada Magoroku Kai, pemuda yang memiliki bakat luar biasa sebagai seorang pitcher namun juga sangat jago berantem sehingga karir baseball dari jaman SMA dan pro di Jepang sampai jaman Major League di AS berkelindan dengan kelakuan premannya. Judul kedua berkisah tentang sekolah anak nakal di Hokkaido yang kedatangan murid baru yang bukan hanya jago berantem tapi juga berbakat dalam baseball, yang disusul dengan usaha untuk membangkitkan kembali klub baseball yang sudah mati suri.

Rookie jelas lebih mirip dengan serial manga kedua

Bedanya, selain jalan ceritanya yang lebih panjang sehingga tidak terasa terburu-buru dan menggantung seperti WBB, dari deskripsi sinopsisnya jelas bahwa fokus atau karakter yang paling penting di serial ini adalah Koichi Kawato, seorang guru muda idealis yang baru direkrut oleh SMA Futakomagawa. Tugasnya di sekolah baru, selain mengajar Bahasa Jepang Modern, tidaklah gampang. Sebagai pembimbing klub baseball, yang tengah dilarang bertanding karena berkelahi di pertandingan resmi, ia bertekad untuk membangkitkannya kembali dan memberikan kesempatan baru pada para anggotanya untuk meraih mimpi para atlet baseball SMA: Stadium Koushien.

Koichi Kawato adalah seorang rookie dalam arti sebenarnya. Masih berusia 24 tahun, belum setahun mengajar waktu dikeluarkan dari sekolah lamanya karena kasus memukul murid sampai hampir mati. Justru karena kasusnya itu, Kawato direkrut oleh kepala sekolah SMA Futakotamagawa, yang selain sebagai guru juga sebagai pembimbing klub baseball. Sebenarnya sekolah ini bukan sekolah khusus berandalan macam Suzuran atau Housen di Crows atau Hanasaki di Clover, tapi anggota klub baseball yang tersisa ternyata hampir semuanya anak berandalan yang tidak bisa diatur dan ditakuti para murid lain. Maksud terselubung sang kepsek merekrut Kawato adalah untuk menimbulkan keributan di antara mereka, yang harapannya berakhir dengan keluarnya murid-murid bermasalah itu dengan Kawato sebagai kambing hitamnya.

Rencana sang kepsek ternyata tak berjalan lancar karena ia salah menilai Kawato. Kawato ternyata orang yang super positif yang selalu berusaha agar para murid memiliki mimpi, sekecil apapun mimpi itu. Kejadian di sekolah lama itu terjadi kalau dia korslet sih, yang bisa terjadi kalau tingkat toleransi dan kesabaranannya yang luar biasa itu mendadak korslet.

Selain menyoroti interaksi Kawato dengan para murid, baik murid biasa maupun anggota klub baseball, manga ini juga menyoroti perbedaan antara Kawato dengan sebagian guru lain, yang menganggap Kawato terlalu naif dan lugu dalam bergaul dengan para murid. Tapi selain itu, ada juga kok guru cantik dan seksi yang kelihatannya lumayan tertarik pada Kawato.

Alur cerita  beberapa volume awal serial manga ini cukup lambat, karena berfokus pada usaha Kawato merekrut satu demi para berandal klub baseball dengan sangat antusias, gigih dan persuasif. Karena Kawato orang yang walk the talk dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain tanpa memikirkan efeknya pada diri sendiri, perlahan-lahan, satu demi satu, anggota klub baseball terjangkit penyakit virus Kawateria, pada akhirnya mau kembali aktif berlatih! Mission accomplished!

Pada beberapa volume awal ini juga kita akan berkenalan dengan masing-masing anggota klub baseball dengan kepribadian, kelebihan, dan kekurangan masing-masing. Saking detailnya chara design untuk masing-masing chara, meskipun mereka cukup banyak, dijamin pembaca tidak bakal tertukar satu sama lain.

Komentarku untuk serial manga ini tidak banyak :
1. Artwork Morita-sensei sudah jauh lebih baik ketimbang Rokudenashi Blues.
2. Selera humor Morita-sensei cocok denganku, rupanya.
3. Serial ini khas shonen-manga sekali terutama dalam spirit, friendship, and dream. Kita tidak hanya belajar untuk selalu berpikir positif dan memiliki mimpi. Kita juga belajar bahwa tidak ada jalan pintas untuk meraih mimpi.
4. Dalam hal karakter guru baru yang tidak biasa, Koichi Kawato jauh lebih believable ketimbang Eikichi Onizuka yang terlalu ektstrim buat jadi guru teladan yang dicintai murid-murid
5. 24 jilid komik tidak cukup. I need more!!!
6. Tapi kalau ceritanya diperpanjang, sepertinya tidak pantas kalau tetap berjudul Rookies, karena baik guru dan murid asuhannya bakal tidak pantas lagi disebut rookie, melainkan sudah jadi veteran.
7. Sudah ada versi live actionnya :


Setelah menonton satu-dua episode (saat review ini dibuat, aku belum sempat menonton semua episodenya), aku merasa ada beberapa cast yang tidak pas dengan karakter di manga, terutama dari segi fisik, sehingga pas pertama melihat kita bisa tidak konek dan harus menebak dulu karakter mana yang diperankan. Terutama, entah kenapa aku kepingin Tomoya Nagase saja yang jadi Kawato.


Thursday, January 7, 2016

Clover (A Delinquent Manga Review)


Dalam rangka ingin segera move on dari demam OPM yang melanda sepanjang bulan Oktober sampai dengan Desember 2015, aku mencoba mencari manga action lain untuk dibaca. Mulanya aku mencoba membaca manga lain yang dibuat ONE, si penulis OPM, yaitu Mob Psycho 100. Tapi entah bagaimana ceritanya, pada tanggal 20 Desember 2015, aku kepentok manga Clover karya Tetsuhiro Hirakawa ini. Lantas mendadak melupakan si Mob Psycho. Lantas tidak bisa berhenti membaca sampai dengan bab scanlation terakhir.

Well, sebenarnya sebagian besar manga ini kubaca pada tahun 2015 sih. Tapi karena scanlations-nya masih ongoing dan aku masih rajin mengintip lanjutannya di tahun ini, ya sudahlah. Anggap saja sah untuk direview tahun 2016 :)

Lalu, kenapa juga aku bisa kepincut manga ini dan tidak bisa berhenti membaca sampai jilid 28?

Pertama, aku memang suka membaca delinquent manga, semacam Kotaro Makaritoru, The Pitcher, Crows, Gokusen, Holyland, Worst, QP, GTO, Shonan Junai Gumi, Beelzebub, Rokudenashi Blues... Too many to cover, eh? 

Alasannya tidak jelas. Mungkin karena aku demen sama cowok yang kuat dan jago berkelahi (tapi IMHO, sejauh ini tidak ada yang bisa melampaui OPM). Tapi mungkin juga karena masa-masa sekolahku terlalu steril dari hal-hal ekstrem macam begini.

Kedua, ceritanya yang mengalir lancar dengan pace yang cepat. Maklum, isinya kebanyakan berantem. Jalan ceritanya sih biasa saja, standar manga tipe begini, malah boleh dibilang sebelas-dua belas dengan Crows.

Jalan ceritanya mengikuti kehidupan sehari-hari si tokoh utama dan orang-orang di sekitarnya. Si tokoh utama adalah anak baru di sekolah, yang sebenarnya tidak suka cari perkara, tapi selalu diikuti masalah, dan menyelesaikannya dengan berantem. Secara mencolok, sengaja ataupun tidak sengaja, ia membuktikan diri sebagai yang terkuat di antara anak-anak berandalan baik di sekolahnya sendiri maupun sekolah lain di lingkungannya. Kekuatannya, tapi terutama rasa setiakawannya yang tinggi, membuat kawan dan lawan mengakui dan menghormatinya. Khas shonen manga, lingkungan perkawanan si tokoh utama semakin lama semakin luas, terutama setelah mantan lawan-lawannya secara otomatis malah menjadi kawannya.

Ketiga, si tokoh utama, Hayato Misaki, menurutku sih ganteng.


Minimal bila dibandingkan dengan Harumichi Bouya dari Crows. Apalagi kalau dibandingkan dengan Magoroku dari The Pitcher. Mungkin karena artwork Hirakawa-sensei yang keren, dan chara designnya agak mirip dengan Inoue Takehiko. Lebih realistis dibandingan chara design manga pada umumnya.

Sayangnya, meskipun ganteng dan jago berantem, seperti pada umumnya tokoh utama cerita model begini, Hayato Misaki digambarkan bego. Meskipun begonya tidak sebegitu mengkhawatirkan sampai tidak naik kelas seperti Harumichi atau Onizuka. Meskipun ada, agak jarang sih tokoh utama delinquent manga yang serbabisa: ganteng, jago berkelahi, plus pintar. Biasanya kalaupun ada tokoh seperti ini, kebanyakan menjadi tokoh sampingan.

Yang agak berbeda dibandingkan tokoh utama manga sejenis, meskipun jago berkelahi, Hayato Misaki lebih suka memancing. Bahkan tidak jarang ia mengabaikan tantangan berkelahi dan mendahulukan hobinya. Ia siap memancing setiap saat, tak peduli waktu dan musim, dan suka memaksakan hobinya pada orang lain yang tidak berminat sama sekali. Bahkan kalau acara memancingnya sampai terseling perkelahian, setelahnya dalam kondisi babak belur sekalipun ia bisa melanjutkan kegiatannya.


Faktor plus manga ini, dengan membacanya, kita bisa sekaligus belajar teori memancing.

Lalu, adakah kisah cinta dalam manga ini?

Dibandingkan manga Crows yang gersang, banyak pasangan yang berhasil jadian dalam manga ini. Sayangnya, itu tidak terjadi pada tokoh utama. Meskipun sempat naksir gadis cantik bernama Yui, tapi sejak tahu gadis itu masih anak SMP, Hayato dengan cepat kehilangan selera. Sampai jilid 28, Hayato masih jomblo. Tapi meskipun suka terlihat iri dan cemburu pada teman-temannya yang sudah punya pacar, kelihatannya Hayato merasa oke-oke saja dengan statusnya. Bahkan, setelah Yui sudah menjadi adik kelasnya di SMA dan terang-terangan mengejarnya, Hayato malah merasa terganggu!

Untuk tokoh-tokoh sampingan, secara umum sidekick bagi Hayato bisa berubah-ubah sesuai cerita. Awalnya sidekick Hayato hanya dua orang teman masa kecilnya, tapi ke depannya ia bisa berpartner dengan siapa saja, kebanyakan mantan lawan berkelahi, yang baik sengaja maupun tidak sengaja bekerja sama dengannya demi mengalahkan kelompok lain yang sama tangguhnya.

Salah satu hal yang cukup mengganggu dari karakter Hayato Misaki di manga Clover ini (ataupun karakter setipe seperti Harumichi Bouya di Crows dan Eikichi Onizuka di Shonan Junai Gumi), ia tidak pernah kelihatan melakukan latihan fisik, entah itu lari jarak jauh atau push up atau angkat beban. Setidaknya Kotaro Shindo atau Maeda Taison digambarkan melakukan latihan dari waktu ke waktu. Hayato lebih sering terlihat naik sepeda, yang bisa makan satu setengah jam perjalanan untuk mencapai lokasi memancing yang sip, tapi seiring perjalanan waktu, kekuatannya terus bertambah.



Become a lot stronger than a year ago? Tahu dari mana? Kapan latihannya? Off-screen? Pembaca tidak perlu tahu montase adegan latihan yang membosankan? Ataukah seorang jago berkelahi tidak perlu berlatih? Ataukah memang latihannya adalah perkelahian itu sendiri? Apakah logika manga berandalan memang semakin banyak seorang tokoh utama berkelahi, maka ia akan semakin kuat?

Sejauh ini, manga Clover memang memiliki ciri-ciri klise yang khas shonen manga banget, antara lain:
1. Tokoh utamanya kuat, tapi sempat dikira lemah di awal cerita
2. Tokoh utamanya lumayan bego
3. Tokoh utama akan menjadi yang terkuat di antara yang terkuat
4. Motivasi utama tokoh utama bertarung adalah demi membela teman
5. Ada rival yang sifatnya bertolak belakang dari tokoh utama
6. Tokoh utama bersifat ceria, tapi latar belakangnya cukup muram
7. Tokoh utama tidak populer di kalangan para gadis, tapi meskipun ada gadis yang benar-benar jatuh cinta padanya, tokoh utama tidak tahu atau pura-pura tidak tahu.

Huh. Sebenarnya template karakter Hayato Misaki sama persis dengan Eikichi Onizuka! Atau Naruto Uzumaki. Pick one.

Oh iya, pada tahun 2012, manga ini sudah dibuat versi live actionnya berupa j-dorama 12 episode:


Aktor Kenko Kaku yang memerankan Hayato Misaki, lumayan mirip dengan chara design manganya:


Karena aku belum menontonnya, komentar untuk versi jdorama-nya cukup sampai di sini saja.

2015 Challenges Wrap Up and 2016 Challenges


Happy New Year!!! 

Ini posting pertamaku di tahun 2016. Dan kalau melihat ke belakang, pertama kali aku memposting review di blog suka-suka ini adalah tanggal 7 Januari 2012. Well, berarti sudah tepat empat tahun blog ini mengudara di dunia maya. It's a kind of magic!

Okay, singkat cerita, sudah saatnya aku berkontemplasi dan melihat apakah target-target yang kutetapkan di awal tahun 2015 telah tercapai. Nope, bukan target yang berhubungan dengan pekerjaan, tapi target yang berhubungan dengan kegiatan mengasah kapak rutinku.


1. Goodreads Reading Challenge



Checked. 2366 buku dari target 2015 buku. Masih cukup konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya. Tapi harus kuakui, realisasi tahun ini kurang cantik. Di balik target baca buku sama dengan tahun baca, sebenarnya ada target baca buku nonkomik sebanyak 1000 buku. Pada tahun-tahun sebelumnya, target ini bisa tercapai, tapi apa boleh buat tahun ini cuma tercapai 791 buku. Jadi, realisasi tahun ini sangat didominasi oleh buku komik, terutama manga dan komik Amerika (kebanyakan komik terbitan Marvel, khususnya komik Deadpool!!!).


2. New Authors Reading Challenge

RC ini di-host oleh Mbak Ren di blognya. Sejujurnya, aku tidak menargetkan angka untuk RC yang satu ini, cuma memilih Level Maniac yang berarti > 50 buku. Untuk yang satu ini, tercapai 229 orang penulis yang bukunya pertama kali kubaca. Untuk tantangan tambahan dari Mbak Ren juga kuambil semua. Rekap keseluruhannya bisa diintip di sini.

Aku baru mengikuti RC ini di tahun 2015, dan secara otomatis RC ini membuatku lebih "terpaksa" untuk mencoba membaca buku dari banyak penulis yang karyanya belum pernah kubaca sebelumnya. Jujur saja, baca buku dengan cara seperti begini seperti beli kucing dalam karung. Gambling banget. Dan memang hasilnya hit or miss. Kalau beruntung, aku bisa dapat penulis favorit baru seperti John Scalzi. Kalau lagi tidak beruntung, ya jadinya membaca buku yang so-so gitu deh.

RC ini juga membuatku jadi lumayan banyak membaca buku penulis Indonesia yang selama ini belum tersentuh, terutama karena adanya tantangan tambahan Support Local Author.


3. Project Baca Buku Cetak

Oke, berbeda dengan Mbak Ren, untuk PBPC ini aku tidak mentargetkan berapa banyak buku cetak yang kudu dibaca. Yang jelas, timbunan buku untuk semua project pribadi (BUBU, baca ulang buku yang pernah dibaca ebooknya, buku yang lama tak tersentuh sejak dibeli) ada empat kontainer plus 2 dus kertas kuarto.

Andai sepanjang tahun 2015 aku puasa beli buku, aku rada yakin sih timbunan segitu bisa habis. Tapi karena kenyataannya pantang beli buku tidak mungkin banget, maka realisasi PBPC adalah sebagai berikut :

1. Timbunan buku untuk semua project pribadi telah berkurang menjadi 3 kontainer.
2. BUBU yang masih tersisa yang bisa kuingat adalah sekian belas buku Stephen King (nggak hafal apa saja euy) dan komik Dragon Ball jilid 1-20 (yang belum dibaca ulang karena belum juga dapat jilid 21-42 yang kondisinya masih lumayan mint).
3. Buku yang dipernah dibaca ebooknya dan sampai sekarang jilid cetaknya belum juga tersentuh adalah sbb:
- Serial Dresden Files-nya Jim Butcher Jilid 6 -15
- Serial Temeraire-nya Naomi Novik Jilid 1 - 8 (plus Jilid 1-3 versi terjemahan)
- Serial A Song of Ice and Fire-nya George R.R. Martin Jilid 1 - 5
4. Buku yang sudah lebih dari 10 tahun tak tersentuh dan akhirnya selesai dibaca antara lain: novel The Stand dan Serial The Dark Tower-nya Stephen King.

Lumayanlah.


4. Review Challenge

Pencapaian hanya 55% karena review yang dibuat hanya 55 dari target 100 review. Benar-benar kemunduran dari realisasi tahun 2014 yang mencapai 99 review. Tidak ada alasan untuk kegagalan pencapaian target ini selain karena MALAS.


Oke, cukup bicara masa lalu, sekarang kita bicara masa kini:



Secara umum, aku belum akan menambahkan challenge baru. Sementara copas dulu dari challenge 2015:

1. Goodreads Reading Challenge


Idem, target jumlah buku yang dibaca sama dengan tahun baca. Target bayangan 1000 buku nonkomik. Tapi... dari buku yang sudah kubaca sampai hari ini, perbandingan antara komik dan nonkomik adalah 70 : 30. Harus bisa kutekan jadi 50 : 50 nih.


2. New Authors Reading Challenge

Ada atau tidak ada NARC dari Mbak Ren di tahun ini, proyek ini bagus untuk diteruskan. Siapa tahu bisa menemukan penulis favorit baru.


3. Project Baca Buku Cetak

Idem juga. Carry over dari tahun 2015.

Bisakah 3 kontainer buku berkurang menjadi 1 kontainer? Kita lihat saja akhir tahun nanti.


4. Review Challenge

Minimal 100 review. Kalau Harus bisa.



Memperhatikan kemungkinan besar ada perubahan dari sisi waktu luangku tahun ini, sebenarnya tantangan tahun ini bakal terasa lebih berat dari tahun lalu. Tapi mudah-mudahan hal tersebut masih dapat diatasi.


Selamat berkreasi di tahun 2016, dan... TETAP SEMANGAT!!!